Senin, November 22, 2021

Markets for high-value commodities in Indonesia: Promoting competitiveness and inclusiveness

  Budiarto Eko Kusumo       Senin, November 22, 2021
Markets for high-value commodities in Indonesia: Promoting competitiveness and inclusiveness merupakan sebuah studi kerja sama penelitian antara Indonesian Center for Agricultural Socio Economic and Policy Studies (ICASEPS), International Food Policy Research Institute (IFPRI), University of Adelaide (UA) dengan didukung oleh Australian Center for International Agricultural Research (ACIAR).
Studi ini dilatarbelakangi oleh terjadinya transformasi struktural pada rantai pasok beberapa komoditas hortikultura yang bernilai tinggi di Indonesia. Transformasi struktural mengakibatkan perubahan yang cukup signifikan pada petani sebagai pelaku utama agribisnis (produsen) dan pelaku lainnya yang terlibat dalam mata rantai pasok komoditas pertanian, seperti misalnya pedagang pengumpul tingkat desa, kecamatan hingga provinsi, pedagang besar hingga eksportir.

Sebagian peserta training berpose bersama peneliti dari IFPRI dan UA (Foto: 02/11/2010)

Secara eksplisit, studi ini akan melihat sejauh mana faktor pendapatan dan urbanisasi berpengaruh terhadap preferensi konsumen khususnya untuk produk pertanian bernilai tinggi, kualitas pangan, dan lokasi belanja (retail outlets).
Kegiatan penelitian ini juga berupaya untuk memahami perubahan peranan pelaku pemasaran dalam rantai pasok yang ada dari tingkat pedagang pengumpul hingga konsumen, terlebih lagi melihat dampak kehadiran pasar modern (hypermarket dan supermarket) yang turut mempengaruhi peran pasar tradisional sebagai lokasi utama pemasaran produk pertanian di Indonesia.
Dalam penelitian ini ada 2 macam survey, yaitu survey konsumen untuk menangkap isu preferensi konsumen untuk produk-produk pertanian bernilai tinggi dan survey produsen untuk mengetahui secara lebih lanjut, dampak perubahan preferensi konsumen terhadap kegiatan produksi di pedesaan.

Mendampingi Research Coordinator mengurus surat izin penelitian di Kelurahan Jebres, Surakarta (Foto: 12/10/2010)

Kegiatan penelitian yang saya ikuti adalah survey konsumen perkotaan (urban consumer survey). Sampel yang digunakan adalah 1.180 konsumen perkotaan di tiga kota di Indonesia, yaitu Surabaya, Bogor, dan Surakarta. Masing-masing ini dipilih untuk mewakili kota besar, menengah, dan kecil.
Dalam urban consumer survey ini akan dikumpulkan informasi tentang kebiasaan berbelanja di masing-masing dari tujuh jenis gerai ritel makanan: hypermarket (dengan 10 atau lebih kasir), supermarket (dengan 3-9 kasir), minimarket atau toko serba ada (dengan 1-2 kasir), warung (toko kecil yang dikelola keluarga), kios semi permanen, pasar tradisional, dan pedagang keliling.
Sebelum pelaksanaan training untuk petugas lapangan, saya mendampingi Wahida Maghraby, S.P., M.Si, Research Coordinator yang sekaligus menjadi salah peneliti utama dalam survey ini untuk mengurus surat izin penelitian di Surakarta, pada Selasa (12/10/2010).

Wawancara di Jajar, Surakarta (Foto: 25/11/2010)

Pengurusan izin dalam sehari sudah kelar mulai dari Balai Kota hingga kecamatan-kecamatan yang ada di Surakarta. Kebetulan Surakarta memiliki keunggulan dalam perizinan. Surat hanya dikeluarkan dari Balai Kota, dan kemudian tinggal ditembuskan ke kecamatan dan kelurahan. Kecamatan maupun kelurahan tinggal membubuhkan tanda tangan plus stempel di lembar belakang surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh Balai Kota saja.
Sementara itu, untuk yang menembuskan ke kelurahan yang menjadi sampel penelitian saya yang melanjutkan sendiri hingga tanggal 24 Oktober 2010, dan esok harinya berangkat ke Bogor bersama petugas lapangan yang asal Surakarta untuk mengikuti pelatihan petugas lapangan.
Di Bogor, peserta training diinapkan di Mess Pasca Panen yang jaraknya sekitar 5 kilometer dari gedung lokasi training. Peserta yang mengikuti training ini ada 32 orang untuk kebutuhan personil Tim Surabaya (ada 3 Tim), Bogor (ada 2 Tim), dan Surakarta (ada 2 Tim).

Wawancara di Nusukan, Surakarta (Foto: 29/11/2010)

Yang menjadi trainer dalam pelatihan urban consumer survey itu ada 4 orang, yaitu Nicholas Minot (IFPRI), Wendy J. Umberger (UA), Wahida Maghraby (ICASEPS), dan Hery Toiba (dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang sedang mengambil S3 di UA).
Materi training diberikan dari tanggal 27 hingga 30 Oktober 2010. Kemudian tanggal 1 November 2010 digunakan untuk field practise di lingkungan kompleks perumahan Research Coordinator. Selesai field practise, esok harinya selama dua hari digunakan untuk review hasil temuan dari field practise tersebut, dan terus dilanjutkan dengan update survey instrument.
Setelah itu, petugas lapangan menyiapkan logistik dengan mengecek instrumen survey dan sampel yang terakhir, dari tanggal 4 sampai dengan tanggal 5 November 2010.

Wawancara di Tegalharjo, Surakarta (Foto: 02/12/2010)

Sabtu (06/11/2010) masing-masing petugas lapangan yang telah dikukuhkan Timnya mulai perjalanan menuju ke wilayah pencacahan (wilcah) yang telah dibagikan. Dalam urban consumer survey ini, saya mendapat tugas sebagai Field Supervisor di Surakarta. Nama Tim yang saya pegang adalah Tim Surakarta 2, yang terdiri dari saya, Dasriyamto, Nunuk Nurmartiningsih, dan Wahyu Erlianto Dwi Putranto.
Pulangnya, Tim Surakarta 1 dan Surakarta 2 dinaikkan pesawat dari Bandara Soekarno Hatta agar supaya cepat sampainya. Tim Surakarta 2 mulai turun lapangan (fieldwork) pada Ahad (07/11/2010) dengan wilcah Jajar, Sondakan, Purwosari, Nusukan, dan Banyuanyar.
Senin (22/11/2010), Research Coordinator Wahida Maghraby mengadakan kunjungan ke Surakarta. Tim 1 dan 2, saya kumpulkan di rumah mertua saya pada sore hari untuk meeting. Meeting ini untuk mendapatkan input terkait pelaksanaan survey dan materi survey, maupun brainstorming untuk mengkonfirmasi keraguan enumerator. Selesai meeting, semua diajak makan malam di Ayam Goreng Baron Solo.

Wawancara di Banyuanyar, Surakarta (Foto: 07/12/2010)

Rabu (24/11/2010) pagi, Research Coordinator ikut Tim Surakarta 1 di Karangasem untuk melihat proses wawancara dan sekaligus dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan (editing) kuesioner yang diisi oleh enumerator. Sore hingga siang, Research Coordinator melakukan meeting konsolidasi dengan seluruh enumerator Tim Surakarta 1 dan 2 untuk memfollow up hasil pertemuan di tanggal 22 November 2010 di Bale Padi Resto yang berada di daerah Baki, Sukoharjo.
Keesokan harinya, Research Coordinator melanjutkan kunjungan ke Tim Surabaya dengan naik KA Sancaka, dan Tim Surakarta melanjutkan kunjungan ke responden lagi untuk merampungkan target yang harus diselesaikan.
Tim Surakarta 2 berhasil menyelesaikan pengumpulan data (data collecting) di lapangan dan editing oleh enumerator hingga menjelang Desember akhir 2010. Kemudian dilakukan cek fisik serta kelengkapannya oleh Field Supervisor.
Setelah itu berkas-berkasnya dimasukkan ke dalam kardus, seperti kuesioner, laporan keuangan maupun SPPD, dan dilakban dengan kuat. Kardus itu kemudian saya kirim ke ICASEPS atau Pusat Analisa Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) di Bogor dengan melalui jasa ekspedisi Kobra Express. ***


logoblog

Thanks for reading Markets for high-value commodities in Indonesia: Promoting competitiveness and inclusiveness

Previous
« Prev Post

3 komentar:

  1. Mantap Pak Budi mengingatkan kembali 11 tahun yg lalu di Bogor

    BalasHapus
  2. Luar biasa pak Budi,detail sekali,penulisan dg data yg rinci,padahal sudah belasan tahun yg lalu....saluuut.

    BalasHapus

Sahabat Blog